PRAKTIK PENDIDIKAN SOSIAL RELIGIUS PADA SEKOLAH KATOLIK MENENGAH ATAS DI KOTA BLITAR

Abstract

Dalam lembaga pendidikan juga demikian. Budaya disiplin harus menjadi pengalaman peserta didik selama dia berada pada sekolah tersebut. Peserta didik merupakan subyek penting dalam lingkungan pendidikan yang harus diberikan pengalaman tentang disiplin. Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran penting sebagai pembimbing dalam memberikan pengalaman kedisiplinan. Walaupun peraturan di sekolah-sekolah Katolik dianggap ketat bukan berarti membuat peserta didik malas atau menuai tanggapan negatif dari para orang tua peserta didik. Bahkan sebaiknya, orang tua peserta didik lebih seneng dengan sekolah Katolik karena sekolah tersebut lebih ketat dan disiplin. Kenyamanan yang dirasakan oleh peserta didik yang berbeda-beda agama dapat ditemukan di sekolah-sekolah Katolik. Mereka merasakan kerukunan kehidupan di sekolah. Antara peserta didik satu dengan yang lain di sekolah saling menghargai. Bahkan, menurut informasi dari peserta didik di atas, di sekolah tempatnya belajar belum pernah ditemukan ada peserta didik yang melakukan tawuran di sekolah atau dengan sekolah yang lain di Blitar. Gambaran kehidupan di sekolah Katolik di Kota Blitar ini, menunjukkan kehidupan sosial umat beragama dalam lingkup sekolah. Kerukunan hidup umat beragama, dalam kompilasi Puslitbang Kehidupan Keagamaan (2009: 7), mengandung tiga unsur penting yaitu Pertama, adanya kesediaan seseorang untuk menerima perbedaan keyakinan yang dimiliki oleh orang atau kelompok lain. Kedua, bersedia membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakini. Ketiga, kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kesahduan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya.