IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERMAKNA GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEUTAMAAN TADARUS DI BULAN RAMADHAN DALAM PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 163 JAKARTA

Abstract

Tujuan pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya  dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda pula. Pendidik bertanggung jawab untuk memandu yaitu mengidentifikasi dan membina serta memupuk, yaitu mengembangkan dan meningkatkan bakat termasuk didalamnya adalah kreativitas. Kreativitas atau daya cipta memungkinkan munculnya penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengungkap pengaruh bermakna   terhadap kreatifitas siswa dalam pelajaran  Pendidikan Agama Islam pada materi  SMP Negeri 163  Jakarta Kelas VII  tahun pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 163  Jakarta Kelas VII tahun pelajaran 2012/2013. Diambilnya siswa-siswi kelas VII tersebut karena mereka dapat menggambarkan secara representatif data apa yang dikehendaki oleh penulis dalam penelitian tindakan kelas ini. Hasil yang didapat dalam penelitian tersebut adalah melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Bermakna  memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66%, 80%, dan 90%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Dapat diambil kesimpulan bahwa model pengajaran bermakna dapat meningkatkan kualitas pembelajaran  Pendidikan Agama Islam Pembelajaran dengan pembelajaran Bermakna  memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66%,), siklus II (80%), siklus III (90%). Model pengajaran Bermakna     dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan