Pelayanan Pendidikan Khusus atau yang beberapa waktu yang lalu dikenal dengan istilah PLB sudah seharusnya memiliki pola pelayanan pendidikan yang khusus yakni yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik baik ditinjau dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya, bahkan dari segi fasilitas, sarana dan prasarana, managemen, tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum serta pendanaannya supaya dapat menciptakan lingkungan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan potensi peserta didik antara lain peserta didik memiliki pengetahuan, peserta didik memiliki cita-cita, peserta didik mampu melakukan untuk mencapai cita-citanya dengan pengetahuannya dan peserta mampu hidup bersama dalam bermasyarakat. Jika ada pendapat bahwa perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasinya dapat dilakukan seperti anak normal itu adalah karena tingginya keinginan tentang Anak Berkebuthan Khusus (tunagrahita) dapat hidup secara layak dalam bermasyarakat normal, namun untuk menuju arah itu ternyata memerlukan pola yang khusus seperti yang telah disebutkan di atas. Tujuan akhir pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus adalah selamatnya peserta didik itu di dunia dan di akhirat, sehingga perlu ada keseimbangan antara ilmu dan ketaqwaan dimana ketaqwaan juga harus ada ilmuanya atau untuk bertaqwa harus berilmu dan berilmu juga harus bertaqwa. Pemdampingan belajar terhadap anak berkebutuhan khusus adalah upaya untuk pemberdayaan anak berkebutuhan khusus dalam keluarganya, bermasyarakat sebagai warga Negara dan dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan agama yang diyakininya