UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PEMAKAIAN METODE SAARD (SECURITY, ATTENTION, AGGRESSION, REFLECTION, AND DISCRIMINATION) SISWA KELAS VII-3 SMP NEGERI 29 JAKARTA SELATAN

Abstract

Penelitian ini berjudul “Penggunaan Metode SAARD (Security, Attention, Aggression, Reflection, and Discrimination) dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VII-3 SMP Negeri  29 Jakarta Selatan) penelitian dilakukan karena di SMP tersebut ditemukan permasalahan dalam pembelajaran berbicara sehingga keterampilan berbicara siswa dan motivasi siswa dalam berbicara masih kurang. Penelitian ini berawal dari permasalahan-permasalahan sebagai berikut: siswa tidak menyukai pembelajaran berbicara karena siswa merasa grogi, tidak percaya diri, takut diejek, serta takut dinilai/dihakimi. Oleh karena itu, penggunaan metode SAARD dinilai mampu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan alasan bahwa penelitian ini membahas masalah praktik pembelajaran di kelas. Permasalahan tersebut menyangkut perbaikan, peningkatan, dan pengelolaan kelas. sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMP Negeri  29 Jakarta Selatan yang berjumlah 36 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode SAARD (Security, Attention, Aggression, Reflection, and Discrimination) cukup efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara menggunakan metode SAARD, siswa terlihat aktif dan antusias mengikutinya, mereka juga merasa lebih nyaman selama pembelajaran berbicara. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa yang naik secara signifikan setiap siklusnya. Pada siklus kesatu siswa yang terampil berbicara sebanyak 20% dan yang cukup terampil berbicara sebanyak 55% dan yang kurang terampil sebanyak 25%. Sedangkan pada siklus kedua, siswa yang terampil berbicara sebanyak 65% atau meningkat sebesar 40% dan siswa yang cukup terampil berbicara menjadi 35% atau meningkat 20% di siklus kedua ini. Rata-rata keterampilan berbicara siswa di siklus I sebesar 53,7% sedangkan di siklus II sebesar 72,1 % atau meningkat sebesar 18,4%