Budaya Lokal Dan Pendidikan Islam : Studi Kasus Suku Anak Dalam di Jambi
Abstract
Suku Anak Dalam merupakan salah satu masyarakat yang sangat menggantungkan hidupnya terhadap sumber daya alam yang ada di hutan. Semakin berkurangnya luas hutan di Kabupaten Sarolangun akibat dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit dan karet, hal ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial-budaya kehidupan Suku Anak Dalam di Dusun Sungai Senamo Kecik, Kutai, Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan secara umum mengenai keadaan budaya lokal di Indonesia dan di Jambi, peran Suku Anak Dalam untuk melestarikan hutan sebagai cagar budaya, dan menggali nilai-nilai pendidikan sosial serta pandangan Islam tentang kebudayaan masyarakat Suku Anak Dalam. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian Kualitatif Deskriptif. Yaitu peneitian yang menghasilkan data-data dari kutipan buku, atau dari informasi orang-orang dan prilaku yang diamati. Adapun sumber data, peneliti mengutip dari tokoh adat yang merupakan penduduk asli melayu dan tokoh adat yang awalnya berasal dari Suku Anak Dalam kemudian mejadi muallaf. Dan instrumen penelitiannya peneliti menggunakan interview, observasi, dan dokumentasi. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa, 1) budaya yang dianut oleh Suku Anak Dalam merupakan satu budaya yang memiliki nilai pelestarian alam yang tinggi, Seperti budaya besale, hompongan, bento benuaran, tanah peranakan, tanah badewa-dewa, pohon sialang, pohon setubung, dan pohon tenggeris. kesemua budaya ini selalu melibatkan keutuhan alam. 2) wujud cinta yang mereka lakukan terhadap alam dengan cara menjaga dan melindungi hutan dari penebangan liar dan kerusakan-kerusakan yang dilakukan oleh masyarakat luar. 3) Apa yang telah dilakukan oleh Suku Anak Dalam terhadap pelestarian alam juga telah diajarkan melalui pesan al-Qur’an kepada umat Islam agar senantiasa melindungi dan menjaga keutuhan alam dengan sebaik-baiknya.