CARA PANDANG UMAT BUDDHA DESA NUSA JAYA, SUMATERA SELATAN DALAM MELAKSANAKAN TRADISI SATU SURO

Abstract

Abstrak Berbagai macam cara yang dilakukan oleh masyarakat di desa Nusa Jaya dalam memperingati upacara tradisi satu suro yang merupakan tradisi leluhur yang masih dilakukan dan dipegang teguh. Dalam hal ini masyarakat desa Nusa Jaya yang terdiri dari berbagai macam kepercayaan agama, tetapi saling bekerja sama dalam memperingati dan merayakan upacara tradisi satu suro, merupakan keunikan tersendiri yang perlu diteliti dan dianalisis untuk mencari tahu kebenarannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah serta pelaksanaan upacara tradisi satu suro, serta maknanya bila dipandang dari perspektif agama Buddha di desa Nusa Jaya. Kepercayaan masyarakat yang dimaksud ialah kepercayaan atau keyakinan rakyat indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepercayaan kepada keadaan yang gaib lainnya. Untuk mengetahui dasar-dasar dan unsur- unsur yang melahirkan kepercayaan masyarakat Indonesia pada umumnya, lebih dulu kita harus mengetahui kepercayaan-kepercayaan rakyat dan agama rakyat Indonesia dari zaman purbakala (Kamil Kartapradja, 1985:1-2). Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan suro dimana bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender hijriyah, karena Kalender jawa yang diterbitkan Sultan Agung mengacu penanggalan Hijriyah (Islam). Satu suro biasanya diperingati pada malam tanggal satu setelah magrib biasanya disebut malam satu suro, hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam. Berdasarkan data yang diperoleh, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Menurut bidang yang diteliti penelitian yang dilakukan termasuk di dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah panitia, tokoh agama Buddha, tokoh masyarakat di desa Nusa Jaya, Belitang 3, OKU Timur. Dalam menentukan subjek, peneliti langsung menentukan siapa saja yang akan dijadikan responden, dengan alasan mereka adalah orang yang banyak mengetahui tentang masalah yang akan diteliti. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Selanjutnya data dianalisis dan ditafsirkan dengan tujuan untuk menarik kesimpulan dari penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tradisi satu suro merupakan ritual yang telah mendarah daging untuk masyarakat desa Nusa Jaya. Tradisi satu suro dilaksanakan setiap tanggal tujuh malam kedelapan di bulan Suro. Tradisi ini merupakan Kolaborasi antara Kebudayaan Jawa dan konsep tata ritual agama setempat; (2) Tradisi satu suro ini merupakan rangkaian kebudayaan lokal yang dikolaborasikan dengan kepercayaan agama setempat untuk memperingati Tahun baru Jawa. Tradisi satu suro ini sebagai sarana untuk penghormatan terhadap Leluhur; (3) Bentuk nilai-nilai spiritual tradisi satu suro di desa Nusa Jaya antara lain: Ritual mubeng deso, Membawa persembahan (sesajen), Lek-lekan (tidak tidur semalam), dan Poso (puasa).   Keywords: Cara Pandang Umat Buddha, Suro