penalaran moral siswa berinteligensi tinggi ditinjau dari gaya pengasuhan orang tua

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penalaran moral antara siswa berinteligensi tinggi yang memperoleh pola asuh otoriter, otoritatif dan permisif. Subjek penelitian ini adalah 81 orang siswa berinteligensi tinggi kelas V di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan dua skala, yaitu skala penalaran moral dan skala persepsi pola asuh orang tua. Analisis Varians dua arah (Two Ways ANOVA) digunakan sebagai metode untuk mengalisis data. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pola asuh dan jenis kelamin saling berinteraksi dalam mempengaruhi penalaran moral siswa berinteligensi tinggi (F : 5,580; p = 0.006 < 0.05) sehingga disimpulkan ada perbedaan penalaran moral antara siswa laki-laki dan perempuan berinteligensi tinggi yang memperoleh pola asuh otoriter, otoritatif dan permisif Berdasarkan temuan di atas, disarankan bagi pendidik, hendaknya mengembangkan strategi mengajar yang tepat yang dapat mengembangkan aspek positif bagi anak berinteligensi tinggi dengan (a) menghindari stereotip peran jenis kelamin; (b) memberi dorongan bagi anak beringeligensi tinggi untuk independent dan berani mengambil resiko; (c) membimbing mereka dalam perilaku problem solving dan strategi pengambilan keputusan moral. Sedangkan bagi orang tua, hendaknya menghindarkan pola pengasuhan atau tuntutan (harapan) yang berbeda bagi anak laki-laki dan perempuan dan membantu mereka menetapkan batasan-batasan dalam membuat keputusan moral secara tepat sehingga terhindar dari masalah penyesuaian sosial.