SEKULARITAS DAN SPRITUALITAS; MENCARI FORMAT INTEGRASI ILMU UNTUK KONSTRUKSI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Abstract
Pendidikan Islam merupakan bagian dari ajaran Islam yang menjadi satu-satunya agama yang dijamin oleh Allah eksistensinya sampai kiamat. Karena itu, maka pendidikan Islam akan senantiasa relevan untuk dipakai kapanpun dan dimanapun ia berada. Ajaran Islam cakupannya sangat luas, pembahasannya mencakup semua lini kehidupan di masyarakat, karena itu Islam tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jika dalam masyarakat Barat adanya pemisahan agama dari kehidupan dunia, agama hanya ada di greja, maka hal itu tidak terjadi di umat Islam. Ada aliran dan pemahaman sebagian manusia yang memisahkan antara agama dan kehidupan sosial di masyarakat yaitu ajaran sekuler sehingga muncul istilah sekularitas dan spritualitas. Orang-orang sekuler adalah orang yang meyakini keharusan adanya pemisahan antara urusan agama dan urusan keduniaan mencakup masalah politik, ekonomi, hukum, sosial-budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara spritualitas adalah hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian dan agama serta ketuhanan dan kehidupan akhirat. Adapun pandangan Islam terhadap sekularitas, maka dapat dikatakan bahwa ia bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan ilmu secara menyeluruh dan konprehensif. Sekularitas tidak sejalan dengan ajaran Islam bisa dilihat dari kenyataan, nash dan sejarah. Melihat kondisi umat Islam terutama di Indonesia pada khususnya, maka perlu kiranya dilakukan rekonstruksi kurikulum pendidikan Islam agar tujuan penciptaan manusia menjadi hamba Allah dengan misi menjadi khalifah di atas bumi bisa tercapai insya Allah.