Konseling Indigenous: Kajian Pada Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan

Abstract

Satu tahun berlalu Pandemi melanda bangsa ini, ini segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, seperti pemberlakuan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) pada daerah-daerah tertentu. Namun, upaya-upaya tersebut sampai saat ini belum mampu membuahkan hasil manis. Permasalahannya adalah sebagian besar masyarakat acuh dan lalai memperhatikan dan mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Karenanya, diperlukan sebuah solusi alternatif pemecahan permasalahan tersebut, yaitu melalui pendekatan budaya lokal (indigenous). Konseling indigenous diyakini dapat mengkonstruk pandangan masyarakat untuk memandang realitas dan permasalahan kehidupan berdasarkan keyakinan dan budayanya sehingga mampu menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan bahaya Covid-19. [One year after the pandemic hit this nation, all efforts have been made by the government to break the chain of spreading this virus, such as the imposition of PSBB (large-scale social restrictions) in certain areas. However, these efforts to date have not been able to produce sweet results. The problem is that most people are ignorant and neglect to pay attention to and comply with health protocols, such as wearing masks, maintaining distance, and washing hands. Therefore, we need an alternative solution to solving these problems, namely through the local cultural approach (indigenous). Indigenous counseling is believed to be able to construct people's views to view the realities and problems of life based on their beliefs and culture so that they can make people aware of compliance with health protocols and the dangers of Covid-19.]