FENOMENA PRAKTIK CINGKRANG IMPLEMENTASI LARANGAN ISBAL

Abstract

Pakaian berfungsi untuk menutup aurat anak Adam dan juga sebagai perhiasan bagi mereka. Seorang muslim hendaknya menggunakan pakaian yang indah, namun tidak boleh berlebih-lebihan dan tidak diiringi rasa sombong ketika memakainya. Isbal secara istilah adalah memanjangkan, melabuhkan dan menjulurkan pakaian hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah, baik karena sombong ataupun tidak. Mangunharjo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Mayangan kota Probolinggo Jawa timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) faktor pendorong dan tahapan yang dilalui oleh seorang muslim dalam bercelana cingkrang, (2) tantangan yang dihadapi dan kenikmatan yang dirasakan oleh seorang muslim setelah bercelana cingkrang, (3) hadis-hadis yang mensyari’atkan seorang muslim untuk bercelana cingkrang. Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi living hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada 4 faktor pendorong para muslim Mangunharjo bercelana cingkrang dan ada 5 tahapan yang dilalui oleh para muslim tersebut hingga mereka berhasil mengenakan celana cingkrang. (2) Ada 5 tantangan yang dihadapi oleh muslim setelah mengenakan celana cingkrang dan ada 4 tantangan terberat yang mereka rasakan setelah mereka bercelana cingkrang. Namun di sisi lain mereka merasakan 4 kenikmatan setelah mereka kontinyu mengenakan celana cingkrang. (3) Terdapat beberapa hadis yang mensyari’atkan seorang muslim untuk bercelana cingkrang sebagai implementasi dari larangan isbal.