Transinternalisasi Pendidikan Pondok Lirboyo Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam di Masyarakat Sekitar

Abstract

Besides being able to provide knowledge, culture, arts, skills and be able to think creatively, Islamic boarding school education can also form human beings who have noble character, have faith, have personality, have morality, and are devoted to God Almighty. However, some pesantren have not been able to bring the surrounding community as well as bringing the students into a deep understanding of religion. To deal with the above problems, it is very necessary to do research using qualitative research methods through a descriptive approach about the transinternalisation of Islamic religious education values ??to the surrounding community. Based on the results of the study it can be seen that: For the process of Transinternalisation of education to the community three stages namely: a. Adabtasi students and Islamic boarding schools to the surrounding community. b. Creating (Goal) educational goals to be able to contribute more change to the surrounding community. c. Integration, a pesantren system and policy must regulate the relationship between students and the community. d. Pattern maintenance (latency). Pesantren must complete, maintain, and renew individual motivation and cultural patterns that create and maintain that motivation. Pendidikan Pondok Pesantren selain dapat memberikan ilmu pengetahuan, kebudayaan, kesenian, skill serta keterampilan berfikir kreatif, juga dapat membentuk manusia yang mempunyai akhlak yang mulia, beriman, berkepribadian, bermoral, dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa. Akan tetapi sebagian pesantren belum bisa membawa masyarakat sekitar seperti halnya membawa para santri ke dalam pemahaman agama yang mendalam. Untuk menghadapi permasalahan diatas sangat perlu dilakukannya penelitian dengan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan diskriptif tentang transinternalisasi nilai-nilai pendidikan agama islam terhadap masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa : Untuk proses Transinternalisasi pendidikan terhadap masyarakat tiga tahapan yakni: a. Adabtasi santri-santri dan pondok pesantren terhadap masyarakat sekitarnya. b. Menciptakan (Goal) tujuan pendidikan untuk dapat memberikan kontribusi perubahan yang lebih terhadap masyarakat sekitar. c. Integrasi, suatu sistem dan kebijakan pesantren harus mengatur antar hubungan antara santri dan masyarakat. d. Pemeliharaan pola (latensi). Pesantren harus melengkapi, memelihara, dan memperbarui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.