Leksiologi Bahasa Tinjauan Variasi Lafaz Dalam Hadis
Abstract
Al-Quran dan al-Hadits adalah pedoman muslim yang diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab, penuh dengan kaidah tata bahasa yang agung dan susunan ungkapan yang sangat indah sehingga ketika akan memahami maksudnya diperlukan penguasaan bahasa Arab. leksiologi kata dalam hadis sangat ditentukan oleh lafadz-lafadz basyīr, al-jinnah, nadzīr, al-du`a, Al-Munkar, tarbiyah, Al-Nahy, al-Khalifah, dan ta’lim. Kata basyīr dan beberapa derivasinya memiliki dua unsur makna kunci yaitu; (1) adanya proses menampakkan, memberitahukan, atau memberikan informasi, serta (2) sesuatu yang diinformasikan bersifat menggembirakan. Atau kalau kita mengambil pendapat Al-Thabary terdapat unsur ketiga yaitu (3) informasi yang menggembirakan tersebut sebelumnya tidak diketahui oleh penerima. Kata indzār lebih sering digunakan untuk mengartikulasikan pemberian peringatan atau informasi yang menakutkan, meskipun juga bisa berarti pemberian informasi secara mutlak. Atau dalam konteks beberapa ayat al-Qur’an bisa memiliki arti memberikan peringatan berupa pengajaran pesan-pesan agama Islam. Sedangkan kata Ta’lim secara umum hanya terbatas pada pengajaran dan pendidikan kognitif semata-mata. Hal ini memberikan pemahaman bahwa ta’lim hanya mengedepankan proses pengalihan ilmu pengetahuan dari pengajar (mu’alim) dan yang diajar (muta’alim).