STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN MBS DI SMP NEGERI 16 PURWOREJO

Abstract

Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu Kepala Sekolah dituntut mampu mengatur manajemen yang ada di lembaga yang dipimpinnya. Namun demikian, maju mundurnya sekolah tidak hanya dipengaruhi peran kepala sekolah, namun hasil dari kegiatan bersama dari berbagai pihak, termasuk pengurus komite sekolah. Adapun kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dituntut mencari dan menerapkan suatu strategi manajemen baru yang dapat mendorong perbaikan mutu di sekolah. MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan implementasi MBS adalah untuk perbaikan kualitas pembelajaran, kurikulum, sumber daya manusia serta pelayanan sekolah secara umum. Penelitian ini berusaha mengungkap strategi kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di SMP N 16 Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan terhadap sumber-sumber penelitian dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi. Data yang terkumpul diolah dengan kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber untuk menjamin bahwa data yang didapatkan adalah valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di SMP N 16 Purworejo menggunakan prinsip otonomi, fleksibilitas, partisipasi, dan inisiatif. Prinsip otonomi mencakup pemahaman kepala sekolah terhadap perannya sebagai pemimpim organisasi yang mandiri dan memiliki otonomi di sekolah, pemahaman guru terhadap perubahan peran mereka dalam MBS yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dan penetapan program sekolah, pemahaman penngurus komite sekolah terhadap peran mereka dalam pengelolaan sekolah sesuai tata kelola MBS. Prinsip fleksibilitas mencakup pemahaman kepala sekolah terhadap perannya sebagai pemimpim organisasi yang fleksibel, pemahaman guru terhadap fleksibilitas kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS, pemahaman penngurus komite sekolah terhadap peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang fleksibel dalam mengimplementasikan MBS. Prinsip partisipasi mencakup partisipasi kepala sekolah dan stakeholders, orang tua siswa, guru dan staf administrasi dalam pengambilan keputusan dan kegiatan lainnya di sekolah. Prinsip inisiatif mencakup perencanaan, pengelolaan kurikulum, pengelolaan proses seperti dalam kegiatan belajar mengajar, pengelolaan ketenagaan, pengelolaan fasilitas, pelayanan siswa, hubungan sekolah dan masyarakat, pengelolaan iklim sekolah, dan evaluasi.