HADIS DALAM BUDAYA INDONESIAABAD XVII-XVIII
Abstract
Kajian tentang perkembangan Pemikiran Hadis di Indonesia jarang terjadi. Namun tidak berarti tidak berkembang sama sekali, karena kajian hadis pada awal-awal masuknya Islam di Indonesia saat itu baru bersifat antologi yakni berupa kumpulan-kumpulan dari berbagai tema yang berkaitan dengan kajian fiqih, jadi masih tercampur dengan disiplin lain. Penelitian ini mengungkap perkembangan pemikiran hadis pada abad ke-17 M dan 18 M, khususnya pemikiran 'Abd Rauf Al-Sinkili, yang mewakili ulama pada saat itu. Melalui deskripsianalisis penelitian ini menunjukkan bahwa hadis pada masa itu belum berkembang menjadi disiplin tersendiri, Karena kajian hadis baru pada dataran praktis, belum tersusun secara teoritis. Terbukti dengan terbitnya karya Al-Sinkili mengenai hadis; pertama Syarah Latif 'ala Arba'in Hadisan li Imam an-Nawawi, yang merupakan penafsiran mengenai 40 hadis karya al-Nawawi, yang kedua adalah al-Mawa'iz al-Badi'ah, sebuah koleksi hadis qudsi, yaitu wahyu Tuhan yang disampaikan kepada kaum beriman melalui kata-kata Nabi Muhammad SAW. Dalam kajian Hadisnya, Al-Sinkili berusaha mencerminkan usaha-usaha untuk membuat cara-cara Nabi -di samping ajaran-ajaran al-Qur'an- tidak hanya menjadi sumber hukum, tetapi juga inspirasi yang tak habis-habisnya bagi amalan moral yang layak.