PEMIKIRAN POLITIK TENTANG NEGARA DI KALANGAN SYI’AH
Abstract
Syi’ah meyakini bahwa imamah bukan hanya sebagai lembaga politik, tetapi juga lembaga agama dan spiritual. Imam bukan saja pemegang otoritas politik, tetapi juga otoritas agama sebagai marja’ bagi umat dan pelanjut risalah Allah atau membawa missi suci meneruskan tugas-tugas Rasulullah Saw. Oleh karena itu seorang imam haruslah sama kualitasnya dengan Nabi atau mendekati Nabi dan orang yang memiliki kualitas mendekati Nabi adalah Ali ibn Abi Thalib dan keturunannya. Syiah memandang bahwa kehadiran sebuah negara dalam kehidupan umat Islam sangat penting untuk menjaga agama, agar dengan sebuah Negara hukum-hukum Islam dapat terjamin pelaksanaannya, sehingga mampu menjamin bahwa Islam tetap eksis di muka bumi Allah. Oleh karena itu, negara Islam yang sudah dibangun harus dipimpin atau dikendalikan oleh seorang imam atau pemimpin yang memenuhi kriteria yang disepakati oleh kaum Syiah, antara lain harus orang yang senantiasa mena’ati perintah Allah SWT, tidak boleh serakah, kikir dan egois, haruslah orang yang pandai, tidak berlaku kasar, tidak bersikap zalim, tidak boleh menerima suap dan tidak boleh mengabaikan sunnah.