Strategi Pemerintah Dalam Menyetarakan Hubungan Tauke di Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan

Abstract

Kemiskinan nelayan didesa Malang Rapat menjadi fenomena yang umum yang banyak terjadi. Dalam keadaan seperti ini, sebagian nelayan membutuhkan keadaan tauke yang memiliki modal yang besar. disitulah terjadinya hubungan patron klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi starategi pemerintah untuk mengatasi hubungan patron klien (studi kasus hubungan nelayan dengan tauke Desa Malang Rapat Kabupaten Bintan). Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Evaluasi Kebijakan William N. Dunn yang menyatakan bahwa untuk mengukur keberhasilan  suatu evaluasi program dapat diukur melalui 6 variabel yaitu Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, pemerataan, responsivitas, ketepatan. Penelitian ini menggunakan metode jenis deskriptif dengan penekatan kualitatif.  Informan dari penelitian ini Dinas perikanan Kabupaten Bintan, kepala desa Malang Rapat, Ketua kelompok nelayan,sekretaris kelompok nelayan, masyarakat lokal/nelayan dan tauke. Teknik analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini bahwa strategi pemerintah untuk mengatasi hubungan patron klien di Desa MalangRapat adalah: 1. Efektivitas para penerima bantuan sangat memberikan mamfaat besar bagi nelayan karena bisa meningkatkan hasil tangkapannya dan bisa membantu keuangan keluarga. 2. Efisiensi yaitu mengenai anggaran bantuan. Pemerintah memiliki anggaran dan berwewenang untuk memenuhi kebutuhan nelayan. 3. Kecukupan bahwasanya masyarakat sangat terbantu dengan adanya bantuan, akan tetapi kurangnya dalam Sumber Daya Manusia (SDM). 4. Perataan yaitu pemerataan penyaluran bantuan ini belum bisa dikatakan efektif,karena masih ada masyarakat nelayan yang belum menerima bantuan. 5. Responsivitas yaitu respon masyarakat nelayan sangat positif adanya bantuan dan mendukung, peduli, dan memahami dengan baik tujuan bantuan tersebut. 6. Ketetapan yaitu program bantuan ini tepat untuk dijalankan karena tujuan dari program ini sangat bernilai untuk pengetasan kemiskinan bagi masyarakat nelayan. kesimpulannya hubungan patron klien tidak dapat diputuskan begitu saja, karena hubungan turun temurun antara tauke dan nelayan. namun hubungan tersebut dapat di kurangi dengan bantuan-bantuan yang telah di berikan oleh pemerintah.