STRATEGI PEMBENTUKAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKMA) PASCA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN KUNINGAN

Abstract

Pertanian merupakan salah satu sektor andalan Indonesia dan merupakan mata pencaharian utama bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Tenaga kerja yang banyak di bidang pertanian ini tidak diimbangi dengan perkembangan yang cukup signifikan. Kesejahteraan petani masih belum dapat tercapai. Untuk itu, pemerintah banyak menggulirkan program-program bantuan di bidang pertaniandalam rangka pengentasan kemiskinan salah satunya melalui program PUAP. Kemiskinan di kalangan petani ini disebabkan karena lambatnya pertumbuhan di bidang pertanian disebabkan oleh sulitnya mengakses permodalan untuk mengembangkan pertanian, melalui Program PUAP diharapkan petani dapat mengembangkan usahanya dan membentuk kelembagaan ekonomi khusus petani berupa Lembaga keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) yang dapat menyediakan kebutuhan permodalan bagi petani miskin. Penelitan dilakukan di Kabupaten Kuningan dengan sampel 8 gapoktan yang tersebar di 6 kecamatan berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membuat strategi pembentukan LKMA bagi Gapoktan PUAP di Kabupaten Kuningan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan alat analisis yang dipakai adalah model perumusan strategi dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Yaitu mengevaluasi dan menentukan faktorfaktor pen njang dan penghambat apa saja yang berpengaruh terhadap pembentukan LKMA berdasarkan kepada analisis lingkungan internal dan eksternal. Selanjutnya berbagai alternatif strategi yang sudah didapat dari matriksSWOT diproses kembali menggunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk melihat strategi mana yang menjadi prioritas utama. Hasil penelitian menunjukan keadaan Gapoktan pada proses pembentukan LKMA saat ini berada pada kuadran I, yaitu strategi SO (Strength-Opportunity). Dari beberapa alternatif strategi pada strategi SO, urutan prioritas strtaegi setelah dilakukan QSPM adalah satu, mengembangkan usaha tani melalui pemaksimalan pemanfaatan dana bantuan dari pemerintah dengan pengembangan permodalanpada usaha tani sehingga LKMA dapat terbentuk (nilai daya tarik 6,02) dan dua, mengembangkan kelembagaan Gapoktan melalui pelatihan tekhnis pembentukan LKMA guna meningkatkan peran modal petani dan kesiapan gapoktan dalam pembentukan LKMA (nilai daya tarik 3,15).Kata Kunci: LKMA, strategi pembentukan, Gapoktan