Tantangan Mendidik Anak-Anak Pendeta di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) DKI Jakarta Melalui Penerapan Disiplin dan Keteladanan

Abstract

The purpose of this study is to obtain a description concerning the application of the right discipline influences and the pastor’s role model towards the faithfulness of the pastor’s children to God. This study uses the descriptive method by giving a questionnaire to the pastor’s children whose parents serve as the pastor at the Jakarta Local Conference Seventh Day Adventist Church with 108 samples of pastor’s children aged from 15 years old randomly determined. The results show that most of the pastor’s children had a good perception of the application of the right discipline that must be started early and the role model of the pastors towards the faithfulness of pastor’s children to God. The expected implication is that the pastor and his whole family can be a good example for the church community in particular so as not to be a bad impact on the spiritual growth of the congregation.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi tentang penerapan disiplin yang benar dan peran keteladanan pendeta terhadap kesetiaan anak-anak pendeta kepada Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memberikan angket kepada anak-anak pendeta dimana orang tua mereka melayani di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Konfrens DKI Jakarta dengan sampel 108 orang anak-anak pendeta dengan usia 15 tahun keatas yang ditentukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak pendeta memiliki persepsi yang baik mengenai penerapan disiplin yang benar yang harus dimulai sejak dini, dan bahwa pendeta harus menunjukan keteladanan melalui pola hidup bukan hanya melalui pengajaran, sehingga melalui penerapan disiplin yang benar dan peran keteladanan seorang pendeta akan mempengaruhi peningkatan kesetiaan anak-anak pendeta kapada Tuhan. Implikasi yang diharapkan adalah agar pendeta dan seluruh keluarganya dapat menjadi teladan yang baik bagi masyarakat gereja secara khusus agar tidak menjadi dampak buruk bagi pertumbuhan kerohanian jemaat.