PEMBERDAYAAN KETAHANAN PANGAN: Pengolahan Tempe Sebagai Makanan Alternatif Di Masa Pandemi Covid 19 Di Pondok Pesantren Nurul Chotib Wringinagung Kecamatan Jombang Kabupaten Jember

Abstract

Ketahanan pengan merupakan isu nasional yang marak ketika masa pandemi berlangsung. Karena menyangkut kebutuhan yang sangat mendasar berpengaruh besar terhadap berlangsungnya kehidupan  masyarakat maupun sebuah komunitas dalam kesehariannya. Masyarakat dalam masa pandemi dibayangai resesi ekonomi yang kian menguat yang berdampak pendapatan masyarakat yang kian menurun. Pandemi melumpuhkan sebagaian besar roda perekonomian disertai Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah serta isolasi daerah dengan daerah lainnya menjadikan pasokan pangan mengalami kendala dalam distribusinya. Keadaan tersebut memaksa inovasi yang mandiri dan kreatif dalam ketahanan pangan serta pengadaan pangan yang murah dan terjangkau. Pesantren merupakan komunitas pendidikan yang mengakar di masyarakat juga memiliki masalah yang serupa dalam masa Pandemi Covid 19. Pesantren merupakan sebuah komunitas yang mengakar di masyarakat selain pengadaan pangan bagi para santri juga memiliki kepedulian kepada masyarakat sekitar dalam pengeloaan ketahanan pangan yang murah dan terjangkau. Keterbatasan akses dengan dunia luar serta kekurangan informasi pengadaan pangan secara murah dan mudah menjadi kendala Pesantren dalam pengelolaan ketahanan pangan. Berawal dari keadaan inilah pendampingan menggunakan metode Asset Bassic Community Development (ABCD) dilakukan. Penemuan aset dan potensi yang berada di pesantren digali dan ditumbuh kembangkan menjadi produk alternatif dalam upaya  pengadaan ketahanan pangan. Dari berbagai pertimbangan dan tahapan yang dilakukan maka produk pembuatan Tempe menjadi solusi yang ditawarkan dalam membangun ketahanan pangan komunitas pesantren. Sumber bahan yang mudah diperoleh serta murah merupakan alasan utama produk Tempe di budidayakan. Makanan yang sehat, tinggi protein, mengakar di masyarakat dan dapat diolah dengan berbagai macam variasi. Tempe menjadi Primadona yang mampu diandalkan dalam masa Pandemi. Keterbutuhan ekonomi maupun gizi yang berimbang mampu dijawab dengan kreatifitas komunitas dalam mengolah produk Tempe. Disinilah peneliti melakukan pendampingan dan pemberdayaan Komunitas di Pondok Pesantren Nurul Chotib Wringinagung Jombang dengan pengolahan kedelai menjadi produk Tempe dengan harapan menjadi makanan sehat, murah, mudah sebagai penopang ketahanan pangan terutama di masa pandemi Covid 19 ini.