Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting di suatu Negara. Kualitas pendidikan yang baik dapat me mbuat negara berkembang menjadi maju. Kualitas pendidikan bisa menjadi alat ukur kemajuan negara tersebut, karena pendidikan merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan Sumber Daya Manunia. Kualiatas pendidikan diantaranya diukur dari tingkat keberhasilan Ujian Sekolah. Pelaksanaan Ujian Sekolah merupakan penerapan dari Peraturan Menteri Pendikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Ujian Sekolah, menyebutkan bahwa Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menegah yang diselenggarakanoleh satuan pendidikan. Ujian Sekolah bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulunan yang terdapatpada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Karena dalamkedaan darurat dengan adanya Masa Isu Pandemi Covid-19, pelaksanaan Ujian Sekolah diserahkan kepada sekolahnya masing-masing dengan Sistem Daring. Pelaksanaan US dengan Sistem Daring Berbasis Android ini hanya dilaksanakan di SMP Negeri 3 Situraja sekabupaten  Sumedang. Maka atas dasar itu dilaksanakan penelitian sekolah (PTS) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dan faktor-faktor kebijakan Ujian Sekolah yang mendukung dan menghambat implementasi Ujian Sekolah Berbasis Android di SMP Negeri 3 Situraja Kabupaten Sumedang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dekskriptif. Pengumpulan data dilakukan  dengan dengan cara studi kepuntakaan, dokumentasi dan wawancara yang mendalam dengan sejumlah informan. Penelitian ini juga menggunakan model implementasi kebijakan menurut George Edward III, ada empat faktor yang saling terkait satu sama lain dalam mempenggaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Dapat disimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan Ujian Sekolah Berbasis Android di SMP Negeri 3 Situraja Kabuaten Sumedang berjalan dengan optimal mencapai 90%, Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa permasalahan yang ditemukan seperti pada kelengkapan hp berbasis andoriid yang dimiliki siswa mencapai 90%, prinsip kejujuran dan tanggung jawab masih lemah karena terdapat indikasi jawaban siswa ada yang sama, kelulunan siswa mencapai 100% serta pada saat ujian berlangsung peserta ujian (siswa) masih mencontek.