MODEL PENAFSIRAN KONTEMPORER
Abstract
Abstrak Ada dua istilah dalam kajian tafsir al-Qur`an, yaitu mā ḥawla al-Qur`ān dan mā fī al-Qur`ān. Istilah yang pertama merujuk pada pembahasan al-Qur`an dengan titik tekan pada aspek sosio-historis dan antropologis masyarakat Arab pada masa turunnya al-Qur’an. Sedangkan istilah yang kedua merujuk pada upaya penggalian makna sejati dari setiap kata bahkan setiap huruf di dalam al-Qur`an. Jika bentuk kajian kedua ini biasanya berupa karya tafsir, maka bentuk kajian yang pertama lebih banyak berupa prinsip dan metode baru yang digunakan dalam menafsirkan, atau bahkan bisa berupa kritik terhadap model, sistematika dan metode penafsiran klasik. Dalam studi yang sederhana ini, kita akan menggali dan mengeksplorasi pemikiran salah satu sarjana muslim kontemporer terkemuka yang mampu melakukan kajian terhadap kedua wilayah tersebut secara bersamaan, yaitu M. Izzat Darwazat. Lewat kitab al-Tafsīr al-Ḥadīth-nya, M. Izzat Darwazat mempopulerkan sebuah model penyusunan kitab tafsir dengan menggunakan sistematika tartīb al-nuzūl (sesuai urutan turunnya sūrah al-Qur`an) serta mengenalkan metode penafsiran al-Qur`an dengan menggunakan prinsip-prinsip hermeneutika. Kata Kunci; M. Izzat Darwazat, al-Tafsīr al-Ḥadīth,tartīb al-nuzūl dan Hermeneutika.