ICE BREAKING SEBAGAI STIMULUS DAN REINFORCEMENT DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS DI PROGRAM SKS (SISTEM KREDIT SEMESTER) DI SMA NEGERI 5 SURABAYA

Abstract

Pada dasarnya situasi pembelajaran yang beku dan membosankan pernah dialami guru dan juga dirasakan oleh para peserta didik . Hal ini terjadi biasanya pada jam pelajaran akhir atau bisa juga bahkan diawal jam pelajaran         karena situasi yang menjenuhkan. Kejenuhan belajar bisa terjadi ketika kondisi emosional dan fisik seseorang tidak dapat memproses informasi, pengetahuan dan pengalaman sehingga tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar. Dalam kondisi seperti ini peserta didik tidak bisa konsentrasi dan kurang fokus akhirnya menimbulkan rasa lelah dan bosan. Dengan ice bearking diharapkan bisa dijadikan stimulus di dalam kelas di 15 menit pertama sebelum pembelajaran atau 15 menit di akhir pembelajaran sebagai kegiatan reinforcement (penguatan). Dengan harapan peserta didik mendapatkan motivasi untuk belajar mandiri di dalam kelompok. Sehingga masing masing peserta didik bisa menciptakan suasana yang kondusif dalam belajar kelompok. Dalam suasana yang kondusif peserta didik bisa merasa nyaman berdiskusi dalam belajar kelompok di program SKS (Sistem Kredit Semester). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kegiatan belajar mengajar di program SKS (Sistem Kredit Semester) pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Surabaya. Dalam penulisan artikel ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian ini sebanyak 6 kelas pada kelas X SMA Negeri 5 Surabaya dengan jumlah populasi sebanyak 210 orang. Ice breaker adalah solusi yang sangat tepat guna menciptakan situasi yang kondusif. Dimana pola pikir dan pola tindak ke satu titik perhatian menjadi selaras untuk mengkondisikan suasana menjadi dinamis, focus dan menyenangkan. Maka sangat tepat dan jelas bahwa ice breaking memang diperlukan dalam proses pembelajaran terutama di program SKS (Sistem Kredit Semester) karena ice breaking bisa bermanfaat sebagai pembangkit energi pada saat kondisi lelah dan jenuh. Dengan harapan bisa meningkatkan focus peserta didik. Sehingga peserta didik merasa relax di kejenuhan mernikirkan pelajaran, akan merasa diberi sebuah ruang untuk sejenak berfikir ringan untuk mendapatkan motivasi di awal dan di akhir pembelajaran.