Hubungan Antara Keterbukaan Diri (Self Disclosure) dan Intensi Memanfaatkan Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Perilaku Agresif

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterbukaan diri (self disclosure) dan intensi memanfaatkan layanan bimbingan konseling terhadap perilaku agresif pada siswa SMKN 4 Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Subjek dalam penelitian sebanyak 60 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan tiga skala yaitu skala perilaku agresif, skala keterbukaan diri (self disclosure) dan skala intensi memanfaatkan layanan bimbingan konseling dengan model skala Likert. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji regresi model bertahap dan model penuh dengan bantuan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 20.0 for Windows. Hasil analisis pertama menunjukkan tidak ada hubungan keterbukaan diri (self disclosure) dengan perilaku agresif, nilai yang diperoleh adalah Thitung < Ttabel (Thitung = -0,882) dengan P > 0.05 (p = 0,382). Hasil analisis kedua menunjukkan tidak ada hubungan intensi memanfaatkan layanan bimbingan konseling dengan perilaku agresif, nilai yang diperoleh adalah Thitung < Ttabel (Thitung = -1,543) dengan P > 0.05 (p = 0,128). Hasil analisis ketiga menunjukkan tidak ada hubungan keterbukaan diri (self disclosure) dan intensi memanfaatkan layanan bimbngan konseling terhadap perilaku agresif, nilai yang diperoleh adalah Fhitung < Ftabel (Fhitung = 1,862) dengan Adjusted R Square = 0,028 dan P > 0.05 (p = 0,165).