Proses dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Memaafkan Pada Remaja Broken Home

Abstract

Perceraian adalah cerai hidup atau perpisahan hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan perannya masing- masing. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap hal-hal yang penuh konflik dan perubahan suasana hati, apalagi jika permasalahan yang dihadapi itu mengenai perceraian orang tua mereka. Perilaku memaafkan merupakan suatu bentuk manifestasi tindakan dan aset pribadi yang berharga untuk menyelesaikan konflik atau permasalahan di kalangan remaja. Forgivness sendiri memiliki beberapa tahapan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Metode pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi pada sampling yang memiliki kriteria remaja yang berusia antara 10- 22 tahun dengan keluarga yang bercerai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses memaafkan dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memaafkan pada remaja broken home. Hasil penelitian menunjukkan proses perilaku memaafkan yang terjadi pada subjek adalah, satu subjek belum masih merasa kecewa karena perceraian orang tuanya (tahap uncovering atau pengungkapan), dan ketiga subjek lain sudah dapat menerima kenyataan bahwa ayah-ibunya telah berpisah (tahap desicion atau keputusan). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku memaafkan pada remaja broken home dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian, religiusitas, kualitas hubungan dengan pelaku, dan empati