Nilai Keperawanan Pada Remaja Putri Dengan Orang Tua Bercerai

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana nilai tentang keperawanan (nilai keperawanan) pada remaja yang menjadi korban pecah di kota Balikpapan. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan metode fenomologi. Peneliti menggunakan teknik snowball sampling, metode yang menggunakan pengumpulan data dengan observasi dan wawancara mendalam dengan 5 subjek. Hasil dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa nilai keperawanan dalam pendapat subjek NF adalah sesuatu yang jika telah diberikan kepada pasangan akan mengikat hubungan menjadi lebih tahan lama dan dapat membuktikan perasaan kepada pasangan. Subjek FR berpendapat bahwa nilai keperawanan adalah sesuatu yang harus dijaga sendiri sehingga tidak akan ada masalah dengan orang tuanya dan memberikan keperawanannya kepada seseorang yang dia cintai akan membuat kebahagiaan dan lebih intim dengan pasangan. Subjek SR berpendapat bahwa nilai keperawanan adalah sesuatu yang harus dijaga sampai dia menemukan orang yang tepat yang dia cintai dan ingin menikahinya. Keperawanan juga memiliki banyak kesenangan ketika diberikan kepada pasangan yang benar-benar dia cintai. Subjek AB berpendapat bahwa nilai keperawanan adalah bukti cinta pada pasangan dan hal yang diberikan kepada pasangan untuk melepaskan kesepian. Subjek kelima, MA berpendapat bahwa nilai keperawanan adalah sesuatu yang sangat murni dan harus dijaga atas nama orang tua tetapi dapat diberikan kepada orang yang tepat yang dapat memberikan semua kebutuhannya.