Rasa Bersalah (Guilty Feeling) Pada Siswi Sekolah Religi Tingkat Menengah Atas yang Melakukan Perilaku Seksual Pranikah

Abstract

Penelitian ini adalah tentang perasaan bersalah siswa perempuan di sekolah menengah agama. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perasaan bersalah siswa terhadap perilaku seksual pra nikah dan dampaknya. Kemudian, dijelaskan bahwa tidak hanya sekolah menengah agama yang mengajarkan nilai agama dalam membangun karakter dan moralitas siswa tetapi juga diharapkan untuk mendapatkan kerjasama dalam pengawasan dan contoh implementasi oleh orang tua untuk mencapai tujuan bersama. Peneliti melakukan penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan observasi dan wawancara mendalam dengan tiga subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek DI melakukan perilaku seksual karena ada rangsangan dan kepercayaan pada pasangannya juga ada rasa memiliki. Subjek DI merasa berdosa, kotor dan sangat bersalah ketika ibunya sakit setelah mengetahui tentang kehamilannya. Itu menyebabkan dia memiliki ide bunuh diri. Dia sekarang juga dikeluarkan dari sekolahnya. Subjek AS melakukan perilaku seksual karena stimulasi dan pencarian kedamaian. Subjek AS juga merasa berdosa dan merasa sangat bersalah kepada orang tuanya lebih dari ketakutannya akan hukuman dari Allah. Dengan pria yang tidak bertanggung jawab atas kehamilannya, dia mencoba bunuh diri dan dikeluarkan dari sekolahnya. Subjek NS melakukannya karena paksaan dan stimulasi dari pasangannya. Dia merasa begitu jauh dari Allah dan takut akan perubahan tubuh setelah perilaku seksual. Hingga hari ini, dia masih melakukan perilaku seksual dengan pasangannya.