Kecemasan dan Strategi Coping Istri yang Menjadi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga di Samarinda

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kecemasan apa saja yang dialami oleh seorang istri menghadapi kekerasan dalam rumah tangga dan strategi coping apa yang dilakukan istri terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sedangkan subjek penelitian ini adalah tiga sukarelawan ibu rumah tangga yang berdomisili di Samarinda dengan proses pengambilan data dengan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumen. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa subjek peneliti yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangganya baik secara fisik dan psikis mengalami kecemsan kategori tingkat tinggi. Subjek penelitian yang mengalami kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejala yang nampak seperti gejala psikis yakni gugup, rasa tidak tenang, khawatir yang berlebihan, takut, tidak nyaman, merasa terancam dan gejala fisik yakni jantung berdetak kuat, sering berkeringat dingin, pusing, gemetar mual dan pucat. Secara keseluruhan proses yang dialami sebagian besar subjek penelitian dalam mengahadapi kecemasannya yaitu dengan membangun fungsi ego yang lebih dominan sehingga, pemilihan strategi coping menjadi lebih efektif, subjek menggunakan kedua bentuk strategi coping yaitu problem focused coping (PFC) dan emotion focused coping (EFC) yang disesuaikan dengan masalah yang ada, dua dari tiga subjek peneliti mengambil tindakan seperti subjek memutuskan bertahan dalam rumah tangganya dengan lebih mengambil nilai-nilai positif, sedangkan satu dari ketiga subjek lebih menginginkan untuk bercerai dari suaminya, dengan pertimbangan-pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan tersebut ialah, suami jarang pulang sehingga subjek merasa tidak terdapat kejelasan status perkawinannya lagi dan tidak dinafkahi lahir batin lagi.