Kecenderungan Perilaku Compulsive Buying Pada Masa Remaja Akhir di Samarinda

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami latar belakang remaja berperilaku pembelian kompulsif, bentuk-bentuk perilaku pembelian kompulsif itu sendiri, dan dampak yang dapat dirasakan akibat perilaku pembelian kompulsif tersebut. Diharapkan dengan adanya pemahaman mengenai perilaku pembelian kompulsif diberikan penanganan yang tepat bagi pelaku pembelian kompulsif. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Peneliti menggunakan teknik snowball sampling, metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara mendalam dan menggunakan tes CBS untuk mengukur tingkat perilaku pembelian kompulsif. Hasil penelitian ketiga subjek menunjukkan latar belakang perilaku pembelian kompulsif berupa faktor internal yaitu kepercayaan diri, pengendalian diri, dan ketidak stabilan emosi, sedangkan faktor eksternal berupa keluarga, teman, media masa, dan lingkungan sekitar.Perilaku pembelian kompulsif Subjek I SO lebih senang membeli pakaian, tas dan perawatan wajah, dengan frekuensi berbelanja seminggu sekali,dan tergolong intensitasnya tinggi disebut juga high (compulsive) level dengan rentang skor CBS sebesar 3,6 poin. Subjek II YK lebih menyukai untuk membeli pakaian dan sepatu, dengan frekuensi berbelanja setiap awal bulan, sehingga intensitasnya tergolong cukup kuat atau disebut juga medium (compulsive) level dengan rentang skor CBS sebesar 3,38 poin. Subjek III RE lebih senang berbelanja kemeja flannel dan sepatu, tergolong intensitas cukup kuat atau dapat dikatakan pada pada medium (compulsive) level dengan rentang skor CBS sebesar 3,23 poin. Dampak perilaku pembelian kompulsif yaitu: menambah kepercayaan diri, kepuasan diri, penyesalan, boros, berhutang, mendapat teguran, mencuri barang orang lain.