PERMASALAHAN BANGSA DALAM PERSPEKTIF ADAB SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS
Abstract
Loss of Adab! Kata ini menjadi sangat familiar didengar ditelinga para akademisi yang gemar dengan dunia pemikiran dan pendidikan beberapa tahun belakangan ini. Menurut Prof. Syed Naquib Al-Attas (SMN Al-Attas) bahwa loss of adab adalah akar masalah bangsa saat ini. Prof. Syed Muhamad Naquib Al-Attas-lah yang telah mengungkapkan kata ini sebagai inti masalah manusia saat ini. Beliau mengungkap tiga hal yg menjadi akar masalah umat: Pertama adalah Ilmu yg rusak. Kedua, loss of adab (hilangnya adab). Ketiga, kemunculan pemimpin palsu. Hilangnya adab menyebabkan perilaku manusia yang menyimpang dan keluar dari fitrah kemanusiaannya. Hal ini yang menyebabkan munculnya berbagai masalah seperti kemiskinan, pengangguran, kejahatan, kriminalitas, korupsi, bencana alam, dll. Hilangnya adap pada TuhanNya, hilangnya adab pada sesame manusia, hilangnya adab pada orang tua, adab pada alam semestas, adab dalam berbsnis, adab dalam bekerja, dan lain sebagainya.Prof. Syed M.Naquib al-Attas menyetakan bahwa ini menyebabnya adalah cara pandang yang salah terhadap realitas. Realitas hanya dibatasi pada realitas empiris saja. Ini yang menyebab manusia tidak merasa “diawasi” oleh TuhanNya, tidak merasa bahwa Tuhan itu ada. Realitas yang non-empiris tidak dianggap. Inilah cara pandang realitas yang salah, dan inilah yang menyebabkan loss of adab ini terjadi.Solusinya adalah ada pada cara pandang (wordview). Al Attas menyatakan bahwa cara pandang, sikap dan etika seorang Muslim dikendalikan oleh pemikirannya dalam memahami realitas di alam ini, baik realitas fisik maupun metafisik. Seorang Muslim yang memiliki visi keakhiratan memiliki perspektif berbeda dengan orang yang bervisi keduniawian semata dalam melihat setiap realitas dalam kehidupan. Dengan cara pandang yang mengedepankan keakhiratan menjadikan manusia lebih beradab. Dan adab didapatkan melalui pendidikan yang benar dan berkurikulum akhirat bukan hanya dunia. Kata Kunci: Loss of adab, Wordview, Permasalahan Bangsa, dan Realitas.