Upaya Peningkatan Baseline Body Acceptance Melalui Gerakan Say No to Body Shaming di Kalangan Pelajar Kota Mojokerto
Abstract
Bullyingatau pelecehan verbal di kalangan pelajar semakin sering terjadi. Body shaming adalah perilaku mengkritik atau mengomentari fisik atau tubuh diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif. Standar ideal yang ada kemudian memengaruhi citra tubuh dan penerimaan tubuh dalam masyarakat, terutama remaja. Pelatihan ini menggunakan pendekatan ellicitive yang mengutamakan proses interaktif antara fasilitator dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan skill dengan peserta multi dimensi. Kegiatan pelatihan dan pengembangan pengetahuan melalui perempuan yang telah bergabung dalam komunitas yang berjumlah sekitar 5 (lima) komunitas dengan jumlah sekitar 8-20 orang per komunitas. Dalam kuesioner yang terkait dengan body acceptance baseline menunjukkan bahwa hanya sebesar 15% responden menjawab benar di mana memberikan gambaran penilaian positif dan penerimaan terhadap tubuh dan dirinya sendiri. Kemudian sebesar 85% responden menjawab salah terkait pernyataan kuesioner body acceptance baseline, sehingga jawaban responden didominasi oleh jawaban di mana memberikan penilaian negatif terkait gambaran penilaian dan penerimaan terhadap tubuh dan dirinya sendiri. Maka Gerakan Say No to Body Shaming di Kalangan Pelajar Kota Mojokerto perlu dilakukan sebagai salah satu upaya penerimaan tubuh dan sebuah dorongan dalam penyelesaian masalah terkait body image. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui beberapa manfaat yang diperoleh dari peserta setelah mengikuti serangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mereka mendapatkan pemahaman dan pengetahuan baru tentang apa itu body shaming dan dampak negatif yang muncul akibat body shaming, sehingga pelajar mulai memahami pentingnya menghindari bullying, dan dapat menekan dan mengurangi jumlah pelaku serta korban bullying terutama body shaming, serta meningkatkan penilaian diri remaja ke arah positif.