EPISTIMOLOGI MUHAMMAD ARKOUN DAN RELEVANSINYA BAGI PEMIKIRAN KEISLAMAN

Abstract

Pengetahuan adalah memprakirakan untuk dapat, tetapi untuk dapat, kita harus mulai dengan mengetahui dan kita hanya dapat mengetahui dengan syarat bahwa pada awalnya kita membebaskan diri obsesi untuk dapat. Dengan adanya dekolonisasi, tujuan oraktis cenderung hilang; kebanyakan ahli bertujuan untuk meluaskan pengetahuaan tertentu tanpa memikirkan teorisasi maupun renungan metodologis, atau apalagi memikirkan kegunaan pengetahuan yang terhimpun itu bagi kaum Muslim. Sangat maknawi bahwa dalam hal itu aliran Perancis lebih menekankan kajian masa lalu daripada masa kini, berlawanan dengan aliran Amerika yang lebih ditandai oleh pragmatisme. Arkoun merasakan kesulitan dalam memperkenalkan sudut pandang intelektual Barat untuk diaplikasikan dalam ranah keilmuan Islam. Menurutnya, banyak wilayah dalam nalar Islam yang menjadi tidak dapat dipikirkan (unthinkable). Ia lalu menuduh bahwa ada campur tangan politis yang digunakan untuk membakukan nalar tersebut guna mengendalikan warga negara secara ideologis. Stabilitas politik dianggapnya sebagai tujuan pembentukan ortodoksi pemikiran teologi Islam klasik hingga sekarang.