PEMBELAJARAN NAHWU DENGAN NAZHAM ALFIYAH IBN MALIK Studi Kasus di Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Tasik Malaya
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pandangan Naddaf (1981) dan Koch (1983) yang memandang karya seni seperti nazam (puisi) hanya menyenangkan dan mudah dihafal namun tidak punya nilai sama sekali. Penelitian ini ingin menguatkan hasil kajian dari Qurah (2001), al-Ghunaiman (2003) menyatakan ilmu nahwu sebagai aspek terpenting dalam memahami bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan sumber kepustakaan dan studi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nazham alfiyah ibn Malik selain berfungsi sebagai sumber belajar nahwu juga berfungsi sebagai metode pembelajaran. Pembelajaran nahwu dengan pendekatan nazham Alfiyah pada pondok pesantren Baitul Hikmah Haurkuning Tasik Malaya cukup menggembirakan hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang diperoleh pesantren dalam perlombaan bidang kitab kuning. Selain itu, penyajian nahwu dengan nazham Alfiyah sebagaimana diterapkan di pesantren Baitul Hikmah adalah seperti Sorogan, Wetonan atau bandungan, halaqah, hafalan atau tahfiz, hiwar atau musyawarah, bahtsul masa’il (mudzakarah), fathu al-kutub, muqaranah dan muhawarah/ muhadathah, kisah Qu’ani, ‘ibrah mau’izah, tajribi, dan uswatun hasanah. Secara umum, tidak ada perbedaan dengan yang ada pada pesantren lain, namun secara khusus penggunaan beberapa pendekatan di atas pada pesantren Baitul Hikmah memiliki keunikan sehingga menjadi inovasi baru dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya bidang gramatikanya. Kata Kunci: pembelajaran nahwu, pendekatan nazham, ibn Malik