MENGKAJI ULANG KEBIJAKAN CALISTUNG PADA ANAK USIA DINI
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian Study Pustaka dengan metode analisis diskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji ulang kebijakan calistung sekaligus memberikan solusi atau jalan tengah yang harus ditempuh untuk kebijakan calistung. Masih kurangnya kesadaran orangtua dan masyarakat mengenai isi pembelajaran pada lembaga PAUD, memberikan tuntutan akan kemampuan calistung sedini mungkin. Persepsi mereka terhadap anak yang lihai dalam membaca, menulis, dan menghitung ketika usia PAUD berarti dianggap anak yang cerdas. Hal ini menjadikan tuntutan tersendiri pada guru PAUD untuk ekstra memberikan pembelajaran calistung pada anak – anak. Lembaga PAUD menerapkan model pembelajaran calistung juga dilatarbelakangi adanya ketentuan seleksi masuk Sekolah Dasar (SD) dengan tes calistung. Praktik tes seleksi dalam bentuk calistung untuk penerimaan siswa baru pada sekolah dasar merupakan pelanggaran. Pelajaran calistung yang diajarkan pada usia di bawah 7 tahun, dikhawatirkan bisa menghilangkan masa golden ages anak. Sebelum anak menginjak usia sekolah, bermain merupakan cara alamiah yang dilakukan anak untuk menemukan hal baru di sekitarnya termasuk dirinya sendiri. Jadi semua kegiatan calistung sebaiknya dikemas dalam bentuk permainan yang digabung dengan metode yang lain, sehingga anak tidak merasa bosan dalam belajar calistung. Pembelajaran Calistung pada PAUD tidak diberikan dengan terburu – buru atau paksaan, tetapi hanya sekedar mengenalkan Calistung melalui pengenalan huruf, angka dengan konsep yang sederhana, secara bertahap melalui bermain, dan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.