Pemertahanan Bahasa Bajo di Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak Lombok Timur
Abstract
Penelitian ini meneliti pemertahanan bahasa Bajo di desa Tanjung Luar sebagai bahasa yang dibawa oleh nelayan yang datang dari Sulawesi. Bahasa Bajo sebagai bahasa minoritas ditengah-tengah masyarakat sasak yang kesehariannya menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa pengantarnya dalam Kenyataannya terjadi pergeseran bahasa sasak (bahasa mayoritas). Dalam teori bahasa bahasa minoritas akan lebur (kalah) ke dalam bahasa mayoritas tetapi Kenyataannya terbalik bahasa mayoritas kalah dengan bahasa minoritas, inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi dan wawancara terhadap responden yang dilakukan selama tiga bulan di desa Tanjung Luar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sasak yang tinggal di desa Tanjung Luar menggunakan bahasa bajo sebagai bahasa pengantar walaupun masih terjadi campur kode dengan bahasa sasak baik dalam ranah keluarga, ranah pemerintahan, dan ranah umum. Bahasa Bajo tidak mengenal tingkatan bahasa seperti bahasa sasak (bahasa kasar dan bahasa h alus). Bahasa Bajo digunakan untuk semua tingkatan umur dan semua situasi baik situasi resmi ,dalam hal pernikahan maupun situasi santai. Sehingga memudahkan mereka untuk berkomunikasi tidak perlu memahami tingkatan bahasa seperti bahasa sasak. Bahasa bajo itu mereka anggap bahasa unik karena berbeda dengan bahasa sasak atau bahasa daerah lainya, sehingga ada kebangaan bagi mereka jika dapat menguasai bahasa bajo