PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN SASTRA BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

Abstract

Pengajaran sastra harus memiliki efek yang melekat pada diri siswa. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan hasil pengajaran sastra sebagai dasar budi dan nilai-nilai luhur yang termuat dalam kegiatan besaastra. Makna sastra sebagai dulce et until (indah dan bemakna) harus melekat pada siswa yang beroleh pengajaran sastra. Demi mencapai pengajaran sastra yang ideal tersebut, maka pembelajaran sastra harus didukung oleh berbagai instrumen pendukung. Diantra instrumen pendukung dalam pengajaran sastraa adalah (1) tersedianya sarana dan praasarana; (2) siswa sebaai komponen subyek pelaksana pembelaajaran sastra; dan (3) guru sebagai pengatur dalam menjalankan proses pembelajaran sastra. Meskipun persolalan yang dihadapi oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran apresiasi sastra menjadi objek yang menarik untuk diteliti. Metodologi penelitian dengan studi kasus adalah merupakan suatu pendekatan yang mendalam untuk memahami persoalan atau kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran atau pada kasus tertentu. Pentingnya memecahkan persoalan yang dihadapi merupakan tuntutan bagi pengajar maupun pemerhati pendidikan, khususnya bagi pembelajaran di sekolah. Berbagai problema yang dihadapi oleh siswa baik scara umum maupun kasus yang bersifat khusus pada siswa tertentu merupakan keharusan untuk dicarikan soslusinya. Pembelajaran apresiasi sastra memang menjadi persolan rumit ditengah berbagai polemik yang terjadi diantara pelaksana pengajaran apresiasi sastra di sekolah dan pemerintah sebagai regulator pelaksana kebijakan pendidikan.