KARAKTERISASI BATUAN SERPIH PADA LAPANGAN “RK†FORMASI TANJUNG, CEKUNGAN BARITO, KALIMANTAN SELATAN SEBAGAI POTENSI SHALE HYDROCARBON
Abstract
Abstrak Eksplorasi dan eksploitasi di Indonesia saat ini masih terfokus pada energi konvensional hidrokarbon dibandingkan energi nonkonvensional hidrokarbon seperti gas serpih. Gas serpih adalah salah satu energi nonkonvensional yang kaya material organic dan mencapai kematangan, pada kondisi dan tipe tertentu mampu berfungsi sebagai reservoir minyak dan gas. Formasi Tanjung adalah batuan induk dari Cekungan Barito, terletak diKalimantan Selatan, berpotensi sebagai Shale Hydrocarbon. Pada penelitian ini dilakukan integrasi dari tiga metode diantaranya menggunakan analisis geokimia organik, petrofisika dan interpretasi seismik yang menjadi dasar untuk melihat hubungan kekayaan material organik dan kematangan material organik pada potensi gas serpih di wilayah tersebut. Tahap pertama adalah analisis geokimia organik pada Formasi Tanjung didapat tingkat kekayaan materi organik berkisar 1.26 – 5.98 wt% (Baik - sangat baik), jendela awal kematangan pada kedalaman 2170 m dan kategori tipe kerogen II/III menghasilkan minyak dan gas. Tahap kedua adalah analisis petrofisika yang meliputi perhitungan TOC secara kontinyu, hasil dari analisis petrofisika ini divalidasi dengan nilai analisis laboratorium, didapat nilai regresi 0.923. Tahap selanjutnya adalah melakukan interpretasi seismik dengan metode inversi impedansi akustik untuk melihat persebaran batuan serpih dengan nilai 17718 – 28222 ft/s*g/cc, arah penyebaran batuan serpih sebagai potensi shale hydrocarbon berada di timur dan tenggara daerah penelitian. Kata-kata kunci: Shale Hydrocarbon, Formasi Tanjung, Material Organik, Petrofisika dan Inversi Impedansi Akustik Abstract Exploration and exploitation in Indonesia currently still focused on conventional hydrocarbon energy than the energy of the nonkonvensional hydrocarbons such as shale gas. Shale gas is one of the energyrich organic material nonkonvensional and reach maturity, on the conditions and certain types are capable of functioning as a reservoir of oil and gas. The formation of the Cape is the parent rock of the Barito Basin, located diKalimantan South, potentially as Shale Hydrocarbon. This research was conducted on the integration of the three methods include using organic geochemical analysis, seismic interpretation and petrofisika which became the basis for the wealth of organic material see the relationship and maturity of organic material on the potential of shale gas in the region. The first phase is the analysis of Organic Geochemistry in Formation of Cape obtained the level of wealth of organic matter ranged from 1.26 – 5.98 wt% (Good-excellent), the initial maturity of the window at a depth of 2170 m and category II/III kerogen type produces oil and gas. The second phase is the analysis of petrofisika which include calculation of TOC continuously, the results of the analysis of this petrofisika validated with the value of the laboratory analysis, the regression value obtainable 0923. The next step is doing seismic interpretation with acoustic impedance inversion method to see the spread of the shale rocks with a value of 17718 – 28222 ft/s * g/cc, the direction of spread of shale rocks as shale hydrocarbon potential in the East and Southeast areas of research. Keywords: Shale Hydrocarbon Formation, Cape, organic Material, Petrofisika and Acoustic Impedance Inversion