KONSEP PENDIDIKAN AGAMA DAN KARAKTER ANAK DALAM HADITS RIWAYAT ABU DAUD
Abstract
Pendidikan adalah merupakan sebuah keharusan yang wajib dijalani oleh setiap orang, walaupun terkadang dalam pendidikan selalu ditemukan halangan dan tantangan yang seakan memang sudah disediakan sebelumnya. Sebagian menemukan tantangan dalam hal materi atau keuangan, sebagian lain harus berhadapan dengan diri pribadi karena harus melawan rasa malas dan jemu. Karena pentinganya pendidikan, tidak heran dalam beberapa hadits bahkan Rasulullah benar-benar menekankan kepada umatnya untuk terus menggali dan menggali ilmu pengetahuan. Karena banyaknya hadits-hadits tersebut, maka tidak heran para ulama sepakat bahwa pendidikan dalam Islam adalah bersifat fardu ‘ain atau wajib, terlebih ditemukannya sebuah ayat Allah yang menjelaskan tingginya derajat bagi mereka yang berilmu (berpendidikan). Dan memang hal tersebut terlihat jelas (terbukti), khususnya pada zaman dan saat sekarang ini, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula derajat dihadapan manusia. Hal yang tidak disadari juga adalah banyak orang membicarakan tentang para Imam-imam madzhab, namun lupa bahwa para imam tersebut dikenal dan diukir dengan tinta emas namanya karena ilmu yang luar biasa. Sebuah pribahasa menyebutkan “Belajar diwaktu kecil bagai melukis di atas batu, belajar di waktu tua bagai melukis di atas air”, pribahasa ini memberikan indikasi bahwa sebenarnya perintah untuk berpendidikan atau meraih ilmu, sebaiknya diawali pada masa pertumbuhan, masa kecil. Semakin baik pendidikan yang diterima, semakin baik output yang dihasilkan dan sebaliknya, semakain buruk pendidikan yang dipelajari maka semakin buruk output yang yang dihasilkan. Maka pada tulisan singkat ini, penulis hendak menjelaskan tentang konsep Rasulullah dalam pendidikan dan krakter anak, sebagaimana yang terdapat dala hadits riwayat Abu Daud.