Konsep Arsitektur Panti Rehabilitasi Ketergantungan Narkotika & Psikotropika Di Makassar, Pendekatan Arsitektur Postmodern Historiscm

Abstract

Pembangunan panti rehabilitasi Narkotika dan Psikotropika diharapakan menjadi wadah pembinaan untuk menghentikan kecanduan/ketergantungan di bawah pengaruh narkotika, psikotropika dan obat-obatan lainnya. Penyediaan fasilitas-fasilitas fisik desain diperlukan untuk membina dan mengembalikan pengguna narkotika seperti sebelumnya; terlepas dari hukuman baik formal konstitusional maupun norma-norma susila yang tak tertulis.  Langgam arsitektur postmodern historicism sebagai pendekatan desain bangunan diharapkan mampu memberikan nuansa berbeda sebagai bentuk adaptasi secara tidak langsung terhadap residen dalam hal melakukan proses pemulihan. Dengan melihat, menetap sementara di bangunan dengan konsep tidak seperti biasanya atau dengan kata lain sebagai sesuatu yang baru, residen siap memasuki hidup yang baru pula. Tentunya dengan pelayanan baik dan perawatan yang intensif. Kompleks bangunan panti ini direncanakan pada lahan seluas kurang lebih 4,3 Ha yang terletak di Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Pemilihan lokasi didasarkan atas perencanaan rencana tata ruang berjenis pelayanan sosial dan pemukiman. Akses mudah, pencapaian pun demikian. Panti rehabilitasi ini direncanakan bermassa, di antaranya unit medik, unit rehabilitasi psikososial, psikologi, psikoreligi dan juga unit hunian. Keenam unit tersebut dihubungkan oleh ruang luar, sekaligus ruang-ruang sosial. Secara umum, bangunan ini termasuk dalam jenis hunian dan kesehatan.The construction of the Narcotics and Psychotropic Rehabilitation Center is hoped to become a forum for guidance to stop addiction/dependence under the influence of narcotics, psychotropic substances and other drugs. Provision of design physical facilities is needed to foster and return narcotics users as before; regardless of the formal constitutional punishment and unwritten moral norms. The postmodern-historicism architectural style as a building design approach is expected to be able to provide a different nuance as an indirect form of adaptation to the residents in carrying out the recovery process. By seeing, temporarily living in a building with an unusual concept or in other words as something new, the resident is ready to enter a new life as well. Of course, with good service and intensive care. This dormitory building complex is planned on an area ofapproximately 4.3 hectares which is located in Manggala District, Makassar City. The location selection is based on the social service and settlement type spatial plan planning, as well as conseidering easy access. The rehabilitation center is planned to have several masses, including a medical unit, a psychosocial, psychology, psycho-religous rehabilitation units and also residential units. The six units are connected by open space as well as social spaces. In general, this building is included in the type of occupancy and health