SITOU TIMOU TUMOU TOU SEBAGAI WUJUD MISI GEREJA

Abstract

Masyarakat Sulawesi Utara mengenal suatu semboyan yang dicetuskan oleh  DR. Sam Ratulangi yakni Sitou Timou Tumou Tou atau “Orang Hidup Menghidupkan Orang Lain”. Secara umum, semboyan ini telah menjadi pedoman hidup dan pengetahuan serta strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai budaya dan bahkan nilai-nilai religius. Nilai-nilai positif dari falsafah ini, merupakan modal dasar dalam pembentukan nilai-nilai budaya kristiani dalam mengimplementasikan misi gereja yang bersumber dari Yesus Kristus. Tujuan utama dari falsafah ini adalah agar supaya setiap orang berusaha dan berupaya untuk hidup bertumbuh dan berkembang secara wajar, adil, jujur, mandiri, dan beradab dalam wujud dan perilaku sebagai manusia sejati. Misi adalah sebuah pelayanan yang sehubungan dengan kesaksian, pelayanan, dan kontekstualisasi. Sebagaimana gereja diutus di tengah-tengah dunia ini untuk bersaksi dan melayani, maka gereja merupakan bagian sentral dari misi Allah yang bertugas untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Perintah, ajaran, amanat, pesan, ajakan, harapan dan seruan untuk menjalani hidup layak berdasarkan cinta kasih dalam kebersamaan sehingga tercipta suatu kehidupan yang aman dan damai serta sejahtera, merupakan tujuan dan cita-cita bersama dalam mewujudkan falsafah hidup “Sitou Timou Tumou Tou” tetapi yang terutama mewujudkan cinta kasih Allah di tengah-tengah dunia dalam rangka melaksanakan amanat Agung Yesus Kristus.