Analisis Deiksis Waktu Pada Tuturan Dosen yang Berlatar Belakang Budaya Berbeda
Abstract
Tuturan dosen FKIP Universitas Samudra yang mengandung deiksis sering salah ditafsirkan oleh mahasiswa. Kesalahtafsiran tersebut berkaitan dengan pemahaman makna tuturan/ujaran dengan acuannya. Salah satu faktor penyebab kesalahtafsiran itu adalah latar belakang budaya yang berbeda sehingga mempengaruhi bentuk-bentuk bahasa yang digunakan. Hal ini mengakibatkan komunikasi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimanakah deiksis waktu pada tuturan dosen FKIP yang berlatar belakang budaya berbeda di Universitas Samudra. Sumber data dalam penelitian ini adalah dosen FKIP yang memiliki latar belakang budaya berbeda dan data yang mengandung diambil pada saat proses perkuliahan berlangsung dan didokumentasikan dalam bentuk rekaman. Adapun tuturan dosen yang dimaksud adalah tuturan dosen yang berlatar budaya Minangkabau, Tapanuli Selatan, dan Jawa Tengah. Selanjutnya, data tersebut diklasifikasi berdasarkan deiksis waktu, kemudian dianalisis dan disimpulkan. Dari hasil penelitian iniĀ ditemukan bentuk deiksis waktu dosen Minangkabau adalah kemarin itu, nanti siang, munggu lalu, minggu yang lalu, tadi, nanti, kemarin, dan sekarang. Dosen yang berlatar belakang budaya Tapanuli Selatan adalah sekarang, nanti, hari ini, bulan depan, minggu depan, dan kemarin sore. Dosen yang berlatar belakang budaya Jawa adalah hari ini, kemarin, nanti, sekarang, minggu depan, dan dari tadi.