Sensitivitas Gender dan Pola Komunikasi Mahasiswa/I UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstract
Pola komunikasi agresif diduga memiliki kaitan yang erat dengan pemikiran keagamaan. Termasuk di dalamnya isu-isu gender yang sering disalahpahami oleh kelompok radikalis. Media yang dimilki oleh kelompok-kelompk konservatif sering menggunakan bahasa agresif dalam menanggapi masalah gender dan feminisme. Tujuan penelitian inin adalah untuk mengetahui bagaimana sensitivitas gender dan pola komunikasi serta hubungan antara keduanya pada mahasiwa dan mahasiswi UIN Sunan Kalijaga. Methode penelitian mendekatan pendekatan diskriptif kuantitatif dana analisis Independent T-test dari program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat sensitivitas gender mahasiswa UIN Sunan Kalijaga adalah sedang, artinya sebagian besar mahasiswa UIN bersikap moderat. Namun jika dilihat per Item, akan menunjukkan variasi tingkat sensitivitasnya. Mahasiswa akan cenderung mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi jika persoalan gendernya tidak terkait dengan hukum atau pengadilan, misalnya masalah peran dan kodrat mempunyai kecenderungan yang tinggi. Sedangkan masalah yang terkait dengan pengadilan agama, seperti saksi, warisan, dan poligami, mahasiswa cenderung berhati-hati. Pola komunikasi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga adalah asertif. Asertif adalah pola komunikasi terbaik dimana komunikasi berjalan terbuka, individu menghargai diri sendiri dan orang lain. Komunikasi asertif tidak menaruh perhatian pada hasil akhir tetapi juga hubungan perasaan antar manusia. Dengan demikian, mayoritas mahasiswa UIN Sunan Kalijaga memiliki pola komunikasi yang sangat baik. Hipotesis dalam penelitian ini tidak teruji dimana secara umum tidak ada hubungan antara sensitivitas gender dengan pola komunikasi. Namun jika diurai satu per satu, pada beberapa kasus seperti yang dapat dilihat pada mahasiswa angkatan lama, sensitivitas gender memiliki pengaruh terhadap pola komunikasi, sekalipun tidak signifikan.[The aggressive communication patterns are believed to have a close connection with religious thought. It includes the gender issues which often be misunderstood by radical groups. The media of conservative groups tend to use aggressive language in responding toward gender and feminism problems. The objective of this research is to observe how gender sensitivity, communication patterns, and those relations among the students of Sunan Kalijaga State Islamic University. The method of this research is quantitative descriptive approach by using Independent T-test analysis of the SPSS program. The result of this research shows that the level of gender sensitivity of UIN Sunan Kalijaga’s students is moderate, but there are variations in its level of sensitivity. Students will tend to have a high level of sensitivity if their gender issues are not related to law or court, such as the sexual roles in the society. However, they tend to be cautious if the problem is related to religious courts, such as witnesses, inheritance, and polygamy. The communication patterns of UIN Sunan Kalijaga’s students are assertive. Assertive is the best communication pattern because the individuals respect themselves and others. Assertive communication does not only beware to the end of the result but also the feeling of a relationship between humans. Therefore, it indicates that the majority of Sunan Kalijaga UIN students have excellent communication patterns. The hypothesis in this study is rejected because generally there are no relations between gender sensitivity and communication patterns. However, if the case is analyzed one by one, some of the cases in senior students, gender sensitivity has an influence on communication patterns, even though it is insignificant.]