MEMBEBASKAN TUBUH PEREMPUAN DARI PENJARA MEDIA

Abstract

This article discuss on body as reality subject. Awareness of body as subject is awareness of existed, placed and different. But as object, body is battle field for many ideologic interests. Those ideologic interests are competing to determine the body. Therefore body emerge as false body, an exhibit for many ideologic interests. Those ideologic interests could enter through sign consumption practice on body. The needs of body for many consumptions is stimulated by many pleasures provided by media. Sign consumption for body and body mediated by media are actually bodies that are imprisoned.Those bodies are watched, arranged, and being disciplined so they can reach the desirable body image condition. Body image that is mediated by media through many sign consumptions can be seen as a symptom of the death of human as subject. This symptom is part of dehumanisation as the result of global media industry. Through media persuasion, the process of the death of the body felt so smooth, relax, entertaining, flattering, and happy. Anyone who caught into the trap will not realise it and will become addicted and in the end he/she will experience decentering of the subject.[Artikel ini mendiskusikan studi tentang tubuh sebagai subjek realitas (khalifah). Kesadaran tubuh menjadi subjek ini adalah kesadaran menjadi ada, berada dan berbeda. Namun sebagai objek, tubuh merupakan ruang pertarungan bagi berbagai kepentingan ideologis. Berbagai kepentingan tersebut saling berlomba mendeterminasi tubuh. Sehingga tubuh yang hadir adalah tubuh palsu sebagai ruang pamer berbagai kepentingan ideologis. Kepentingan ideologis tersebut masuk melalui praktek konsumsi tanda pada tubuh. Kebutuhan tubuh terhadap berbagai konsumsi tersebut dirangsang melalui berbagai kenikmatan yang dijajakan oleh media. Konsumsi tanda bagi tubuh dan tubuh yang termediasi oleh media sesungguhnya adalah tubuh-tubuh yang dipenjara. Tubuh-tubuh tersebut diawasi, diatur dan didisiplinkan agar sampai pada satu kondisi body image yang diinginkan. Body image yang termediasi melalui media lewat berbagai konsumsi tanda dapat dilihat sebagai suatu gejala kematian manusia sebagai subjek. Gejala kematian ini bagian dari dehumanisasi sebagai dampak dari industri media global. Melalui rayuan media, proses kematian tubuh tersebut begitu cair, rileks, menghibur, menyanjung dan menyenangkan. Hingga tanpa terasa bagi siapa saja yang masuk dalam perangkap hasrat tubuh tersebut akan ketagihan hingga akhirnya mengalam decentering of the subject.]