Disrupsi Seksualitas Feminis: Meninjau Pelecehan dan Kekerasan Perempuan Pada Praktik Adat Sifon Masyarakat Suku Atoin Meto

Abstract

Kekerasan seksual terhadap perempuan menjadi pergumulan bersama sebagai bangsa yang beradab. Tidak dapat dipungkiri bahwa kekerasan seksual terhadap perempuan terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun kian meningkat. Bahkan, bentuk kekerasan seksual yang terjadi selalu bervariasi. Salah satu bentuk kekerasan seksual perempuan adalah kekerasan seksual berbasis budaya dan tradisi. Oleh karena itu, tulisan ini membahas kekerasan seksual berbasis budaya dan tradisi pada praktik adat Sifon oleh masyarakat suku Atoin Meto. Praktik adat Sifon merupakan tradisi khitan yang dilakukan seorang laki-laki sudah menikah untuk proses penyembuhan luka bekas khitan dengan cara menyetubuhi seorang perempuan yang terpilih. Perempuan yang disetubuhi disebut perempuan media Sifon dan laki-laki yang melakukan praktik Sifon disebut laki-laki Sifon. Tujuan tulisan ini menguak praktik adat sifon dari perspektif seksualitas feminis. Seluk-beluk kekerasan seksual terjadi dalam praktik adat Sifon, khususnya yang dialami oleh perempuan media Sifon.[Sexual violence against women has become a collective struggle as a civilized nation. It cannot be denied that sexual violence against women occurs in Indonesia from year to year. The forms of sexual violence that occur always vary. One form of sexual violence for women is sexual violence based on culture and traditions. Therefore, this paper discusses sexual violence based on culture and traditions in the traditional practice of Sifon by the Atoin Meto tribe. The traditional practice of chiffon is a circumcision tradition that is carried out by a married man for the healing process of circumcision scars by intercourse with a woman who is chosen. Women who have sex are called chiffon media women, and men who practice chiffon are called chiffon men. The purpose of this paper is to uncover the traditional practice of chiffon from the perspective of feminist sexuality. The details of sexual violence occur in traditional Sifon practices, especially those experienced by women in the Sifon media.]