KRITIK NALAR HADIS MISOGINIS
Abstract
Tulisan ini memberikan kritik terhadap nalar yang sering menggunakan hadis-hadis shaḥīh sebagai dalil doktriner untuk sebuah kepentingan. Di antara yang sering dirujuk adalah hadis shahih yang ada dalam Saḥīh al-Bukhāri. Dalam urusan relasi antara laki-laki dan perempuan, misalnya. Kaum maskulin sering menggunakan hadis Saḥīh al-Bukhāri untuk melegitimasi segala tindakan laki-laki dalam memperlakukan perempuan, juga untuk memperkokoh posisi superioritas laki-laki atas perempuan. Dengan menggunakan hermeneutika kritis, saya mengajak pembaca untuk cerdas membaca hadis-hadis misoginis yang sudah diklaim shaḥīḥ, karena dibalik kesahihannya ternyata ada hal yang “didiamkan”, meliputi sisi sosio-historis, sisi relasi kekuasaan, sisi intertekstualitas, juga sisi struktural-linguistik. Sehingga hadis yang menyatakan perempuan memiliki kekurangan agama dan akal, di mana dalam tradisi Jawa diistilahkan sebagai “konco wingking”, terbantahkan oleh fakta keterlibatan perempuan dalam banyak sektor publik. Keterlibatannya itu justru bukti bahwa mereka memiliki kemampuan akal yang mumpuni.