Komunikasi Dalam Interaksi Sosial (Analisis Etika Komunikasi Dalam Perspektif Islam)

Abstract

Komunikasi merupakan satu syarat utama dalam keberhasilan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi merupakan salah satu bentuk kebutuhan primer manusia karena setiap elemen kehidupan manusia membutuhkan komunikasi. Kegagalan dalam komunikasi dapat berakibat pada kerenggangan, kekacauan, dan ketidakharmonisan dalam hidup baik dalam rumah tangga, keluarga, maupun dalam bermasyarakat. Sebaliknya komunikasi yang baik akan menciptakan harmoni kehidupan yang akan mengantarkan pada kebahagiaan hidup baik dunia maupun akhirat. Menyikapi perkembangan komunikasi terutama karena kemajuan teknologi dan media komunikasi, dewasa ini telah banyak ditemukan kegagalan dalam komunikasi. Hal ini merupakan salah satu akibat  jauhnya atau kekurangtahuan/kekurangpahaman komunikator tentang etika-etika komunikasi. Sehingga mustahil bisa ditemukan penerapan etika komunikasi dalam interaksi yang berlangsung. Islam sebagai rahmat bagi semesta alam telah mengatur tata cara berkomunikasi yang merupakan panduan  etika komunikasi yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Etika komunikasi tersebut di antaranya adalah Tidak memisahkan antara dakwah bi al-lisa>n, bi al-qala>m  dengan perbuatan. Hal ini didasarkan pada QS al-Baqarah/2: 44 dan al-S{af/61: 2-3, tidak mencerca sesembahan lawan (non muslim), didasarkan pada QS al-An’a>m/6: 108, tidak melakukan diskriminasi sosial, didasarkan pada QS ‘Abasa/87: 1-2, QS al-An’a>m/6: 52. dan QS al-Kahfi/18: 28, Tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui kebenarannya, didasarkan pada QS al-Isra>’/17: 36. Selain Etika Komunikasi, Islam juga menganjurkan beberapa jenis komunikasi yang sebaiknya dilakukan dalam interaksi sosial, jenis komunikasi tersebut telah dijelaskan dalam al-Quran dan telah diaplikasikan oleh para Nabiullah seperti Qaulan layyinan (perkataan yang lembut), QS T{a>ha/20: 43-44, Qaulan bali>gha (perkataan yang membekas pada jiwa), QS al-Nisa>’/4: 63. dan Qaulan ma’ru>fan (perkataan yang baik) yakni QS al-Nisa>’/4: 5.