Kontroversi Tiruan Slogan Donald Trump dalam Pidato Pipres Prabowo: Analisis Framing dalam Tiga Media Online

Abstract

This study has a problem how three online media, Detik.com, Tribunnews.com and Tempo.co, in framing the reporting of the slogan “Indonesia First, Make Indonesia Great Again” delivered by Prabowo Subianto in his speech on Thursday, October 11, 2018 which considered imitating the President of the United States, Donald Trump. The three online media were selected on the basis of consideration of news sites that were quite intense and enthusiastic in reporting the slogan in the two-week period after the event (11-25 October 2018). The method in this study uses framing analysis proposed by Robert N. Entman. The data were analyzed in four stages, that is define problems, diagnose causes, make moral judgement, and treatment recommendation. The results of this study indicate that Detik.com provides news from both pros and cons; Tribunnews.com places more emphasis on using more refined language, and Tempo.co puts forward the use of wise and contemporary languages. Studi ini memiliki belakang masalah bagaimana tiga media online, Detik.com, Tribunnews.com dan Tempo.co, dalam membingkai pemberitaan slogan “Indonesia First, Make Indonesia Great Again” yang disampaikan oleh Prabowo Subianto dalam pidatonya pada Kamis 11 Oktober 2018 yang dinilai meniru Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ketiga media online tersebut dipilih atas dasar pertimbangan situs-situs berita yang cukup intens dan antusias dalam memberitakan slogan tersebut pada periode waktu dua minggu pasca kejadian (11-25 Oktober 2018). Metode pada penelitian ini menggunakan analisis framing yang dikemukakan oleh Robert N. Entman. Data dianalisis dalam empat tahap, yakni pendefinisian masalah, memperkirakan sumber masalah, membuat keputusan moral, dan menekankan penyelesaian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Detik.com menyajikan berita dengan sumber baik dari yang pro maupun kontra; Tribunnews.com lebih menekankan pada penggunaan bahasa yang lebih diperhalus, dan Tempo.co lebih mengedepankan penggunaan bahasa-bahasa yang bijak dan kekinian.