Peran dan Tantangan FBNG O Humanitarian Internasional di Indonesia Yang Multikultur (Studi atas Muslim Aid dan Catholic Relief Services)

Abstract

Sampai saat ini masih cukup banyak NGO internasional yang bekerja untuk Indonesia, terutama setelah belakangan ini banyak terjadi bencana alam. Salah satu tipe NGO tersebut adalah NGO yang berdasarkan agama atau faith based NGO (FBNGO). Tulisan ini mengkaji dua FBNGO: Catholic Relief Services (CRS) dan Muslim Aid (MA). Pertanyaan yang diajukan adalah, pertama, bagaimana taxonomi dua FBNGO yang bekerja dalam bidang humanitarian tersebut? Kedua, apa tantangan yang dihadapi oleh CRS dan MA dalam mengimplementasikan program-programnya dalam konteks Indonesia yang multikultur dan bagaimana strateginya untuk mengatasi tantangan itu? Kesimpulannya, baik MA maupun CRS dapat diklasifikasikan dalam taxonomi sintesis humanitarian. Identitas kelembagaan dua institusi tersebut adalah religius cum humanis. Kedua lembaga ini juga memegang kuat prinsip-prinsip dan standar-stadar humanitarian internasional, termasuk dalam berinteraksi dengan para penyintas. Meskipun demikian, tidak berarti CRS dan MA tidak menghadapi tantangan di lapangan, termasuk yang berkaitan dengan identitas agama yang sensitif. Oleh karena itu, dua FBNGO ini terdorong mengembangkan strategi bagaimana mengatasi masalah akibat sensitifitas agama yang kadang-kadang muncul di lapangan.[There are many international NGOs working for Indonesia, especially after the natural disasters have occurred during the last decade. One type of such NGO is faith-based NGO (FBNGO). This paper examines two FBNGOs: Catholic Relief Services (CRS) and Muslim Aid (MA). The questions are how is the taxonomy of the two FBNGOs working for humanitarianism? Then, what are the challenges faced by CRS and MA in implementing their programs in multicultural Indonesia society and how is the strategy to overcome those challenges? In conclusion, both MA and CRS can be classified as the humanitarian synthesis taxonomy. Institutional identity of the two institutions are religious cum humanism. Both institutions also hold strong principles and standards of international humanitarianism including in interacting with the survivors. However, it does not mean CRS and MA do not face challenges in the field, especially those relating to sensitive religious identity. Therefore, these two FBNGO encouraged to develop strategies to overcome problems due to religious sensitivities that sometimes appear in the field.]