Dialog Sebagai Solusi Konflik Suriah Dalam Bahasa Channel Al-Alam Iran (Analisis Kognisi Sosial Teun Van Dijk)

Abstract

Konflik Suriah memunculkan banyak solusi dari berbagai kalangan. Kalangan jihadis berpendapat bahwa kematian Bashar al-Asad dan praktikkan sistem khalifah adalah penyelesainya, sedangkan solusi sekuler adalah penurunan Bashar al-Asad dan penegakkan demokrasi. Iran sebagai negara regioanl dan teman dekat Suriah juga memberikan solusi untuk konflik Suriah. Via channel al-Alam, Iran menekankan dialog sebagai solusi namun, dialog seperti apakah yang ditekankan oleh media al-Alam. Masalah ini dapat dianalisis dengan teori Kognisi Sosial Terun van Dijk. Penelitian ini menemukan bahwa metode dialog konflik Suriah dari al-Alam adalah dialog tanpa kepentingan Amerika-Saudi, tanpa pelaku kekerasan dan dialog harus bersifat politis, nasionalis, terstruktur, serta sistematis. Solusi ini muncul dari persamaan sejarah antara Iran dan Suriah atau pengaruh konteks sosial dan spolitik Iran.[The Syrian conflict reveals many solutions. In most Islamic jihadist’s opinions, the best result for it is Asad’s death and alteration system from social into the caliphate. On the other side, the secularist thinks that sliding the president down and transforming to democracy is the principal key. Iran as a regional and friendship country contributes to finding their bloodshed resolution too. Using Channel al-Alam, Iran advises that dialogue is the crucial stage. But, the question is what characteristics of dialogue were advised by al-Alam. Therefore, this problem will be analyzed by Teun van Dijk’s C ritical Discourse Analysis theory and the research explains that dialogue conditions for Syrian bloodshed are the dialogue without America-Saudi’s a% air and any civil violence. It must be the political, national, structural, and systematic solution. This doesn’t come only from the same history between Iran and Syria but also the political and social context of them.]