Pluralisme Agama dalam Pendidikan (Potret Toleransi Beda Agama di SD Negeri 46 Hulontalangi Kota Gorontalo)

Abstract

Isu pluralisme agama menjadi salah satu tantangan dalam kehidupan masyarakat Indonesiakhususnya dalam konteks peningkatan bonus demografi. Lembaga pendidikan diharapkan menjadi sarana strategis untuk menginternalisasi nilai-nilai pluralisme agama dalam membangun toleransi. Penelitian ini, mendiskusikan bagaimana wujud pluralisme agama dalam pendidikandilihat dari sudut pandang toleransi beda agama yang ada di SD Negeri 46 Hulontalangi Kota Gorontalo.Sekolah ini menjadi menarik, karena menampilkan sisi yang berbeda dalam praktek pendidikannya. Di tengah-tengah masyarakat muslim sebagai mayoritas penduduknya, sekolah ini menunjukkan sisi toleransi yang kuat terhadap pemeluk agama berbeda yang mengenyam pendidikan di sekolah tersebut. Islam, Kristen dan Budha adalah representase dari pluralisme agama yang ada di SD Negeri 46 Hulontalangi Kota Gorontalo. Beberapa indicator dari wujud toleransi di sekolah ini; Pertama,pihak sekolahtelah memfasilitasi adanya masing-masing guru agama sebagai tenaga pengajar. Kedua,sekolah memberikan ruang dalam pelaksanaan ibadah keseharian bagi setiap pemeluk agama. Ketiga,sekolah jugamemfasilitasi dalam penyelenggaraan hari-hari besar keagamaan. Keempat,belum pernah terjadi konflik yang membawa isu SARA. Faktor yang mendukungterwujudnya toleransi beda agama tersebut, antara lain: kebijakan sekolah yangberbasis pluralisme agama, komunikasi aktif pihak sekolah dengan orang tuamurid, kerja sama pihak sekolah dengan berbagai organisasi sosial keagamaan danbudaya masyarakat setempat yang menjadi titik temu antara perbedaan yang ada. Penelitian ini dapat berfungsi sebagai pembanding terhadap fenomena dan isu-isu intoleransi dalam dunia pendidikan dan ruang sosial saat ini.[In the face of demographic bonuses, the issue of religious pluralism becomes one of the challenges in the life of Indonesian society. Educational institutions are expected to be a strategic means to internalize the values of religious pluralism in building tolerance. the research, discuss how the form of religious pluralism in education is seen from the standpoint of practices tolerance of religions in SD Negeri 46 Hulontalangi Gorontalo. This school became interesting because it presents a different side in his educational practice. Amidst the Muslim community as the majority of its population, this school shows a side of tolerance to the followers of different religions who are educated at the school. Islam, Christianity, and Buddhism are the representatives of religious pluralism in SD Negeri 46 Hulontalangi Gorontalo. Some indicators of this form of tolerance in schools; First, the school has facilitated religious teachers for every religious believer. Secondly, schools provide space for daily worship services for every adherent of religion. Third, schools also facilitate in organizing religious holidays. Fourth, there has never been a conflict that brought about the issue of SARA. Factors that support the realization of religious tolerance is different, namely: school policies based on religious pluralism, the school’s active communication with parents, school cooperation with various religious and cultural societies of the local community that became the meeting point between the difference. This research can serve as a benchmark against the phenomenon and issues of intolerance in the world of education and social space today.]