Jaringan Ulama Falak Nusantara
Abstract
Ilmu Falak yang sampai ke kita saat ini merupakan perjalanan panjang dari satu tokoh ke tokoh yang lain, dari satu daerah ke daerah yang lain, melintasi banyak ruang dan waktu. Mulai dari Hermes di Babilonia sampai ke para kyai di Indonesia. Di akhir abad 20 M, Musnid ad-Dunya Syekh Muhammad Yasin al-Fadani tampil sebagai poros keilmuan di dunia, utamanya di bidang ilmu hadis dan sanad. Ternyata ia juga ahli falak, bahkan mempunyai sanad keilmuan falak yang tinggi dibanding dengan ulama falak lainnya di nusantara. Menjaga tradisi sanad dan ijazah keilmuan merupakan salah satu cara mendapatkan ilmu yang berkah dan manfaat. Penelitian ini diarahkan kesana. Berangkat dari kitab al-Mawahib al-Jazilah, Bulugh al-Amani, dan al-Maslak al-Jali, penulis merumuskan masalah: 1) bagaimana interaksi Syekh Yasin dengan Ilmu Falak, dan 2) bagaimana jaringan sanad keilmuan Falak Syekh Muhammad Yasin al-Fadani. Semua ulasan yang ada merupakan hasil dari studi pustaka dan merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) Syekh Yasin mempunyai setidaknya 15 guru di bidang Ilmu Falak, dan telah menelaah ratusan kitab falak, 2) sanad keilmuan falak Syekh Yasin terhubung sampai Syekh Muhammad al-Hattab ar-Ra‟ini al-Maliki (902 – 954 H), ulama besar abad kesepuluh hijriah, dan 3) mempunyai sanad yang terhubung dengan para ulama falak di nusantara, baik terhubungnya karena menjadi guru atau karena seperguan dengan guru yang sama.